Main Article Content

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang penderitanya cenderung meningkat. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Peningkatan kasus demam berdarah dengue dapat dipengaruhi oleh faktor kepadatan penduduk. Faktor kepadatan penduduk mempengaruhi proses penularan atau pemindahan penyakit dari satu orang ke orang lain yang dikaitkan dengan vektor penyakit. Data profil kesehatan Kota Medan menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue di Kota Medan tahun 2016 sebanyak 1.784 kasus, tahun 2017 sebanyak 1.214 kasus, dan tahun 2018 sebanyak 1.237 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepadatan penduduk dengan kasus demam berdarah dengue menggunakan pendekatan analisis spasial. Metode: Design penelitian ini merupakan penelitian ekologi dengan menggunakan unit analisis agregat (menggunakan data sekunder). Populasi penelitian sebanyak 21 kecamatan sekaligus menjadi sampel penelitian. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue tinggi dengan penduduk padat terdapat di 2 kecamatan dan kasus demam berdarah rendah dengan penduduk padat terdapat di 7 kecamatan. Untuk kasus demam berdarah tinggi dengan kepadatan penduduk jarang terdapat 5 kecamatan. Berdasarkan uji statistic nilai probabilitas hubungan kepadatan penduduk dengan kasus demam berdarah sebesar 0,31413 Kesimpulan: menunjukkan tidak ada hubungan kepadatan penduduk dengan kasus demam berdarah dengue di kota Medan tahun 2018. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk membuat pemetaan penyebaran kasus demam berdarah dengue di Kota Medan setiap tahunnya sebagai upaya pemberantasan kasus demam berdarah dengue di tiap kecamatan di Kota Medan

Keywords

DBD, Kepadatan penduduk, Spasial

Article Details

How to Cite
Girsang, V. I., Harefa, H. S., Siregar, L. M. ., & Sirait, A. (2024). Kepadatan Penduduk Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kota Medan . JURNAL KEPERAWATAN CIKINI, 5(2), 224 - 239. https://doi.org/10.55644/jkc.v6i02.177

References

  1. Achmadi, U. F. (2008). Manajeme Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
  2. Alodokter. (n.d.). Daerah Beresiko Tinggi DBD. Retrieved from https://www.alodokter.com/daerah-berisiko-tinggi-DBD
  3. Amalia, R. (2016). Studi Ekologi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2013-2015. Sikripsi. Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah.
  4. Ayu. (2016). Demam Berdarah Dengue (DBD). Yogyakarta: Nuha Medika.
  5. Bionomik Nyamuk Aedes. (2019). Retrieved from http://www.indonesian-publichealth.com/kesenangan-nyamuk-dbd/
  6. BPS Kota Medan. (2018). Kota Medan Dalam Angka. Medan.
  7. Dinas kesehatan kota Medan. (2015). Profil Kesehatan Medan tahun 2015.
  8. Girsang, V. I. (2016). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat, 1(1), 1-8.
  9. Girsang, V. I., Halawa, T. B. I., Saragih, F. L., & Purba, I. E. (2023). Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis (Tb) Paru Bta+ Di Kota Medan. JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS), 5(1), 168-179.
  10. Girsang, V. I., Simbolon, M. G., Damanik, E., & Purba, I. E. (2023). PEMETAAN KASUS TUBERKULOSIS DI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2019–2020. Mitra Raflesia (Journal of Health Science), 15(1), 1-7.
  11. Hasdianah, & Prima, D. (2014). VIROLOGI : Mengenal Virus, Penyakit, dan Pencegahannya. Yogyakarta: Nuha Medika.
  12. Hastuti, O. (2008). Demam Berdarah Dengue. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
  13. Hindra, S., & Mila, M. (2004). Demam berdarah Perawatan Di Rumah & Di Rumah Sakit. Jakarta: Puspa Swara.
  14. Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular. Bandung: Penerbit Alfabeta.
  15. Kemenkes. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017.
  16. Kementerian Keuangan. (2015). Kajian kependudukan.
  17. Kusuma, A. P., & Sukendra, D. M. (2016). Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Kepadatan Penduduk. Unnes Journal of Public Health, 5(1), 48. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i1.9703
  18. Maheka, K. P. (2008). Analisis Spasial Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Per Kecamatan di Kotamadya Jakarta timur Tahun 2005-2007. sikripsi. Universitas Indonesia.
  19. Marjuki, B. (2014). Sistem Informasi Geografi Menggunakan QGIS 2.0.1.
  20. Masriadi. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular (1st ed.). Depok: PT RajaGrafindo Persada.
  21. Nandini, D. M., Susilowati, M. H. D., & Widyawati. (2017). Perbandingan Wilayah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Tahun 2005 - 2015. Industrial Research Workshop and National Seminar, 435–443.
  22. Rahim, S., Ishak, H., & Wahid, I. (2014). Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Tingkat Endemisitas DBD Di Kota Mekasar, (03041065), 283–289.
  23. Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  24. Samadi. (2006). Geografi 2. Penerbit Yudhistira.
  25. Suhermanto, & Suparmi. (2017). Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Kepadatan Penduduk dan Curah Hujan. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat, 1(1), 75–86.
  26. Tamrin. (2009). Analis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Bandar Lampung Tahun 2006-2008. Universitas Indonesia.
  27. WHO. (n.d.). Demam Berdarah Dengue Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  28. WHO. (2004). Pencegahan Dan Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah Dengue : Panduan Lengkap. Jakarta: EGC.
  29. Widoyono. (2011). Penyakit Tropis epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya (2nd ed.). Jakarta Timur: Penerbit Erlangga.
  30. Yekti mumpuni, widayanti lestari. (2015). Cekal (cegah dan Tangkal) Sampai Tuntas Demam Berdarah (1st ed., p. 9). Yogyakarta: ANDI OFFSET.