https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/issue/feedJURNAL KEPERAWATAN CIKINI2024-07-29T00:00:00+00:00AKADEMI PERAWATAN RS PGI CIKINI[email protected]Open Journal Systems<p><strong>JURNAL KEPERAWATAN CIKINI</strong> is a peer-reviewed journal providing an open access facility for scientific articles of academics, researchers and nurse practitioners, Jurnal Keperawatan Cikini is published two times a year, specifically in January, and July. <br /><br /><strong>JURNAL KEPERAWATAN CIKINI </strong>invites authors to submit manuscripts in the various topics of medical and surgical nursing, basic and emergency nursing, nursing education and management, child and maternity nursing, community nursing, and health.</p>https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/187Case Study: Intervensi Teknik Relaksasi Nafas Dalam untuk Menurunkan Tingkat Ansietas Ibu Hamil di Trimester III2024-07-23T14:02:21+00:00Yelsa Dianaurelia[email protected]Yunita Astriani Hardayati[email protected]<p>Kehamilan menyebabkan perubahan anatomi dan fisiologi yang signifikan sejak trimester pertama dan kedua, yang semakin jelas pada trimester ketiga, dengan pembesaran organ eksternal perut dan payudara serta beban psikologis menjelang persalinan. Berbagai kondisi psikologis muncul pada ibu hamil, seperti kebingungan, ketidakstabilan emosional, dan kecemasan. Kecemasan sering kali melibatkan rasa cemas akan kematian, trauma kelahiran, dan perasaan bersalah. Teknik relaksasi napas dalam merupakan salah satu teknik yang terbukti efektif untuk mengatasi kecemasan. Studi kasus ini bertujuan untuk mengindentifikasi perubahan tanda gejala kecemasan pada ibu hamil trimester III dengan menggunakan metode case report. Kecemasan diukur menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Intervensi yang diberikan bertujuan membantu ibu hamil trimester III dalam mengatasi kecemasan di dalam dirinya. Hasil intervensi yang telah diberikan kepada ibu hamil membuktikan adanya penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Disimpulkan bahwa pemberian asuhan keperawatan ansietas dapat menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III</p>2024-08-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Yelsa Dianaurelia, Yunita Astriani Hardayatihttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/139Aplikasi Kompres Hangat Jahe Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Gout Arthritis 2024-01-15T01:54:42+00:00Puji Lestari[email protected]Sigit Priyanto[email protected]Nurul Purborini[email protected]<p>Latar Belakang: Gout Arthritis merupakan kondisi dimana ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat secara seimbang <br />sehingga menyebabkan kadar asam urat dalam darah menjadi berlebihan. Lansia yang menderita Gout Arthritis pada <br />umumnya merasakan nyeri, pembengkakan, dan rasa kaku pada bagian persendian tangan dan kaki. Apabila nyeri tidak <br />segera diobati maka dapat mengganggu aktivitas, sehingga terapi kompes hangat jahe merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan skala nyeri pada lansia dengan Gout Arthritis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan terapi kompres hangat jahe untuk mengurangi nyeri pada lansia yang mengalami Gout Arthritis. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik sampling yaitu purposive sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dua lansia dengan Gout Arthritis yang mengalami nyeri dengan skala 5 sampai dengan 6. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terapi kompres hangat jahe selama 7 hari intervensi pada dua lansia dapat menurunkan skala nyeri Gout Arthritis. Pada klien 1 terjadi penurunan skala nyeri dari skala 6 ke skala 1. Kemudian pada klien 2 terjadi penurunan skala nyeri dari skala 5 ke skala 0. Kesimpulan:Terapi kompres hangat jahe dapatmenurunkan skala nyeri pada lansia dengan Gout Arthritis</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Puji Lestari, Sigit Priyanto, Nurul Purborinihttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/178Pelaku Bullying Pada Remaja di SMP Negeri Kabupaten Subang: Studi Deskriptif2024-06-19T09:05:10+00:00Habsyah S Agustina[email protected]Ade Nuraeni[email protected]Tri Khoerunisa[email protected]<p>Latar Belakang: Kenakalan remaja merupakan salah satu dari kurangnya kemampuan dalam mengendalikan emosi, sehingga emosi yang belum matangnya emosi menyebabkan individu mudah terbawa pengaruh kelompok untuk melakukan perilaku bullying yang menjadi perilaku negatif, perilaku bullying adalah tindakan agresif. penyalahgunaan kekuasaan, atau kekuasaan dilakukan untuk menyerang orang lain. Pelaku bullying akan mengalami kerugian seperti sanksi pidana karena melanggar hak asasi manusia. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran pelaku bullying pada remaja. Metode: Metode penelitian ini deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah siswa-siswi remaja SMPN berjumlah 720 orang. Sampel yang didapatkan yaitu 89 orang. Metode sampling yaitu menggunakan teknik cluster random sampling, Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner <em>Adolescent Peer Relations Instrumen</em> (APRI) yang telah baku dalam versi Bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil: hampir seluruhnya (80,9%) remaja berusia < 15 tahun, sebagian besar (60,7%) berjenis kelamin wanita dan hampir setengahnya (43,8%) sering melalukan bullying. Kesimpulan: Diharapkan Institusi pendidikan meningkatkan pengawasan dan pengetahuan mengenai bullying pada siswanya sehingga dapat mengurangi adanya pelaku bullying.</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Habsyah S Agustina, Ade Nuraeni, Tri Khoerunisahttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/176Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi Belajar pada Mahasiswa keperawatan Tingkat Akhir2024-07-01T22:16:01+00:00Maria Luhulima [email protected]Loritta Yemina[email protected]Santa Maria Pangaribuan[email protected]Sri Hunun Widiastuti[email protected]<p>Latar belakang Mahasiswa tidak bisa terhindar dari kegiatan belajar atau keharusan menyelesaikan tugas kuliah. Mahasiswa yang hanya memfokuskan diri dalam mengerjakan tugas secara berlebihan akan berdampak pada kesehatannya. Hal ini mengakibatkan terganggunya interaksi sosial, pola makan serta kualitas tidur. Kualitas tidur yang terganggu ditandai, merasa ngantuk serta kesulitan berkonsentrasi. Kurangnya konsentrasi dalam belajar akan merugikan diri mahasiswa itu sendiri karena tidak mendapatkan apapun dari pelajaran tersebut. Tujuan: mengetahui hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir. Metode observasional analitik dengan cross sectional dengan jumlah 125 Responden, menggunakan uji chi square. Hasil Tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir, dengan nilai p-value = 0,684 Kesimpulan Tidak adanya hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir. Saran bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian menggunakan variabel dependen kecerdasan intelektual dengan sampel yang lebih banyak sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Maria Luhulima , Loritta Yemina, Santa Maria Panggaribuan, Sri Hunun Widiastutihttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/175Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN 2 Tambun Utara2024-06-29T18:53:25+00:00Johanes Ganda Laurenc Siahaan[email protected]Henrianto Karolus Siregar[email protected]Santa Maria Pangaribuan[email protected]Lince Siringoringo[email protected]<p>Latar Belakang: Merokok merupakan perilaku berbahaya bagi kesehatan dan berbahaya untuk kesehatan. Hal ini disebabkan oleh merokok, tetapi hampir setiap saat ditemukan banyak masyarakat yang merokok. Kurangnya pengetahuan pada remaja merupakan salah satu faktor terjadinya perilaku merokok. Dampak dari merokok pada remaja dapat berakibat Penyakit kanker paru, bibir, kerongkongan, usus, penyakit jantung, dan penyakit paru kronis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok pada remaja di SMAN 2 Tambun Utara. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan Teknik Convinience Sampling. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 79 responden. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 56 responden (70,9%), sedangkan untuk perilaku merokok sebagian besar perilaku berkategori perokok berat sebanyak 59 responden (74,7%). Berdasarkan analisis statistik didapatkan nilai 0,582 (>0,05) yang artinya kedua variabel tidak ada hubungan yang signifikan. Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok pada remaja di SMAN 2 Tambun Utara. Saran untuk sekolah tetap mempertahankan peraturan dilarang merokok yang sudah dibuat oleh sekolah dan disarankan untuk mengundang pihak puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok untuk remaja.</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Johanes Ganda Laurenc Siahaan, Henrianto Karolus Siregar, Santa Maria Panggaribuan, Lince Siringo ringohttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/167Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di Puskesmas Jakarta Barat 2024-06-29T18:45:32+00:00Audi Audi[email protected]Margaretha Kusmiyanti [email protected]Ni Luh Widani Widani [email protected]<p>Anemia merupakan kondisi seseorang yang mengalami penurunan hemogoblin dari hasil normal. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu yang memiliki nilai kadar hemoglobin (Hb) <11 gr% pada trimester I dan III, kadar hemoglobin (Hb) <10,5 gr% pada trimester II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiofaktor – faktor yang berhubunganodengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas X. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasionalodengan pendekatan <em>cross sectional</em>odilakukan dengan mengisi kuesioner. Penelitian menggunakan sampel ibu hamil sebanyak 95 responden. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan“uji <em>Chi – Square</em>. Hasil bivariat mendapatkanoada hubungan antara usia <em>p-value:</em> 0,013,oparitas <em>p-value: </em>0,037, dan pengetahuan <em>p-value: </em>0,015 dan sikap <em>p-value: </em>0,002“dengan kejadian anemia. Sedangkan pekerjaan <em>p-value: </em>0,283 tidak ada hubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kesimpulan ada hubungan antara usia, paritas, pengetahuan, dan sikap dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan tidak adaohubungan pekerjaan“dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan terkait faktor yang mempengaruhi kejadian anemia dengan menekankan bahwa usia, paritas, pengetahuan dan sikap dapat mempengaruhi kejadian anemia sehingga ibu hamil sadar dalam memperhatikan kehamilannya.</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Audi Audi, Margaretha Kusmiyanti , Ni Luh Widani https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/169Durasi dan Frekuensi Pemakaian Gadget Berlebih Berdampak Negatif pada Perkembangan Bicara Anak2024-06-21T06:20:11+00:00Chusnul Triani[email protected]Casman Casman[email protected]Nani Dewi[email protected]Muhammad Iqbal[email protected]Balbina Wawo[email protected]Junita Silitonga[email protected]Dwi Cahyaningsih[email protected]Nita Puspita[email protected]<p>Angka kejadian keterlambatan bicara pada anak terus mengalami peningkatan di dunia, termasuk di Indonesia. Keterlambatan bicara dapat dideteksi saat anak berusia 12 bulan. Keterlambatan bicara pada anak dapat dipengaruhi oleh pemakaian gadget yang tidak terkontrol. Jika tetap dibiarkan anak dapat menjadi lebih buruk mengarah pada autisme. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemakaian gadget dengan risiko speech delay pada anak. Penelitian deskriptif analitik ini dilakukan di RS Hermina Galaxy dengan pendekatan cross sectional. Total sampling digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah sampel 35 anak usia di bawah lima tahun. Hasil penelitian menunjukkan anak mayoritas berjenis kelamin laki-laki, rerata usia 2 tahun, dan lebih dari separuh responden tidak didampingi saat memakai gadget. Rerata anak menggunakan gadget 6 hari dalam seminggu, lebih dari 4 kali dalam sehari serta lebih dari 2 jam dalam sekali pemakaian. Hasil uji pearson menunjukkan adanya hubungan pemakaian gadget dengan risiko kejadian speech delay pada anak dengan nilai p value berturut-turut 0,001 (jumlah hari penggunaan gadget dalam seminggu), 0,005 (frekuensi penggunaan gadget dalam sehari) 0,001 (durasi jam penggunaan gadget). Pemakaian gadget lebih dari satu jam dan lebih dari sekali dalam satu hari serta tanpa pendampingan dari orangtua berhubungan dengan speech delay pada anak. Diharapkan orangtua memantau penggunaan gadget pada anak dan membatasi durasi maksimal satu jam dalam setiap menggunakan gadget.</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Chusnul Tiwi Triani , Casman Casman, Nani Asna Dewi, Muhammad Fuad Iqbal, Balbina Antonelda Marled Wawo, Junita Maratur Silitonga, Dwi Sulistyo Cahyaningsih, Nita Puspitahttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/170Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Lama Menderita DM Dengan Perilaku Perawatan Kaki di Puskesmas Aren Jaya Bekasi Timur2024-06-14T03:03:46+00:00Elsa Juniarti Ginting [email protected]Dewi Prabawati[email protected]Regina VT Novita [email protected]<p>Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang memiliki komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular, yang salah satunya adalah terbentuknya luka kaki. Pencegahan terjadinya luka dapat dilakukan dengan melakukan perawatan kaki secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan lama menderita DM dengan perilaku perawatan kaki pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Aren Jaya Bekasi Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Sebanyak 60 pasien DM memenuhi kriteria inklusi dan menjadi sample dalam penelitian ini. Periode pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei 2023. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah DM Foot Care Knowledge Scale untuk mengukur pengetahuan perawatan kaki dan kuisioner Nottingham Assesment of Fungtional Footcare (NAFF). Hasil univariat didapatkan bahwa mayoritas responden berusia 56-65 tahun (38.3%), berjenis kelamin perempuan (61.7%), berlatar belakang pendidikan SMA/SMK/Sederajat (68.3%), menderita DM <5 tahun (63.3%), tidak bekerja (70%), tidak pernah mendapatkan informasi perawatan kaki (80%). Hasil analisis Chi Square menunjukan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku perawatan kaki diabetik dengan p value 0,003 (< 0.05) namun tidak terdapat hubungan antara lama menderita dengan perilaku perawatan kaki p value 0.351 (> 0.05). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan yang baik akan meningkatkan perilaku perawatan kaki; Disarankan pula agar pihak Puskesmas memberikan edukasi tentang perawatan kaki pada pasien DM untuk mencegah luka kaki</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Elsa Juniarti Ginting , Dewi Prabawati, Regina VT Novita https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/179Self-efficacy pada Ibu Postpartum dalam Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif: Scoping Review2024-06-29T18:58:12+00:00Jehan Puspasari[email protected]Dian Fitria[email protected]Veronica Yeni Rahmawati[email protected]<p>Latar Belakang & Tujuan: ASI eksklusif merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan bayi dan memiliki banyak manfaat bagi ibu maupun bayi. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif yang dilakukan oleh ibu postpartum tidak terlepas dari self-efficacy ibu dalam menyusui. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ibu dalam kegiatan menyusui, salah satunya adalah self-efficacy. Self-efficacy dalam menyusui adalah rasa percaya diri ibu dalam pemberian ASI yang dapat memprediksi keputusan ibu untuk mau memberikan ASI secara eksklusif atau tidak. <br />Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi self-efficacy pada ibu postpartum dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan menggunakan metode scoping review berdasarkan Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyze Extensions for Scoping Reviews (PRISMA) melalui database Pubmed, Cochrane dan Wiley Online Library. <br />Hasil: Ada 8 artikel yang didapatkan dari total 582 artikel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, pengalaman menyusui, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dan peer support/ kelompok intervensi menjadi faktor yang mempengaruhi self-efficacy ibu dalam menyusui.<br />Kesimpulan: ASI sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan kesehatan karena memiliki asupan nutrisi yang cukup dan seimbang bagi bayi. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya jumlah ibu yang menyusui secara eksklusif, salah satunya adalah self-efficacy. Self-efficacy dapat ditingkatkan dengan adanya pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif, pengalaman menyusui sebelumnya, dukungan keluarga, dukunga tenaga kesehatan maupun dari peer support/ kelompok intervensi. </p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jehan Puspasari, Dian Fitria, Veronica Yeni Rahmawatihttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/171Hubungan Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Pada Pasien Congestive Heart Failure 2024-06-21T06:47:48+00:00Maya Ardilla Siregar[email protected]Dedi Dedi[email protected]Mhd Adi Setiawan Aritonang[email protected]<p>Rehospitalis dan lamanya pengobatan menyebabkan aspek psikologis atau stres psikososial. Hal ini akan memicu emosi negatif seperti cemas, putus asa, rasa kawatir, depresi dan rasa takut akan sewaktu-waktu kehilangan hidupnya Pasien jantung dengan masalah psikososial akan semakin memperlambat penyembuhan dan merasakan gejala fisik yang berat. Sehingga keterlibatan keluarga menjadi salah satu faktor yang mendukung dalam penyembuhan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup, salah satunya adalah dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien <em>Congestive Heart Failure</em> di poli Wulan Windy. Desain penelitian menggunakan metode <em>survei analitik</em> dengan pendekatan <em>crossectional</em>. Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung Wulan Windy Marelan Medan, dengan populasi berjumlah 3267 responden, dengan 97 sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah <em>accidental sampling</em>. Kuisioner kualitas hidup menggunakan<em> minnesota living with heart failure questionnaire</em> (MLHFQ)dan dukungan keluarga yang dimodifikasi. Hasil penelitian dengan uji statistik <em>pearson chi-square</em> dukungan keluarga dengan kualitas hidup <em>Congestive Heart Failure</em> Terlihat 0,038. Kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien <em>Congestive Heart Failure</em> di RSU Wulan Windy Medan. Rekomendasi diharapkan untuk memfasilitasi dukungan keluarga pada pasien CHF agar kualitas hidup meningkat</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Maya Ardilla Siregar , Dedi Dedi, Muhammad Adi Setiawan Aritonanghttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/173Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pencegahan Anemia dengan Metode Games Learning Terhadap Kepatuhan Konsumsi Penambah Darah Remaja2024-06-29T18:49:28+00:00Nadia Widianti[email protected]Nelly Hermala Dewi [email protected]Epi Rustiawati Rustiawati [email protected]<p>Angka kejadian anemia di Negara berkembang 53.7%. Anemia adalah keadaan tubuh kekurangan zat besi dalam darah yaitu <12 g/dL. Penatalaksanaan anemia remaja salah satunya dengan mengkonsumi suplemen penambah darah >52 butir setiap tahunnya. Kementerian Kesehatan menemukan bahwa data remaja menerima tablet produk darah di sekolah, namun hanya 1.4% remaja mengonsumsi >52 butir pertahun. Artinya, tingkat kepatuhan pada remaja masih tergolong rendah yaitu sebesar 98,6%. Dibutuhkan kepatuhan konsumsi suplemen penambah darah agar dapat memutus rantai anemia. Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara untuk membantu seseorang mengubah pola pikir tentang suatu pengetahuan sehingga tercapainya kehidupan yang sehat pada remaja. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan yaitu games based learning dengan aplikasi Kahoot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode games based learning. Metode penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan stratified random sampling, dengan membagi dua kelompok, kelompok perlakuan yang diberikan intervensi dan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi. Peneliti akan membandingkan angka kejadian kepatuhan pada kedua kelompok. Sampling sebanyak 60 responden dengan populasi remaja putri kelas 7, 8 dan 9 berusia 12-15 tahun yang bersekolah di SMP Negri 02 Kota Serang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2024 dengan menggunakan kuesioner kepatuhan MARS-10. Analisis data yang digunakan Uji T Dependen dan Independen. Berdasarkan hasil Uji T Dependen di dapatkan p-value 0.001<0.05 dan hasil Uji T Independen didapatkan p-value 0.001<0.05. Kesimpulannya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode games based learning terhadap kepatuhan konsumsi suplemen penambah darah pada remaja. Metode ini dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan konsusmi suplemen penambah darah</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nadia Widianti, Nelly Hermala Dewi , Epi Rustiawati https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/177Kepadatan Penduduk Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kota Medan 2024-07-01T22:54:17+00:00Vierto Irennius Girsang[email protected]Heri Sentosa Harefa[email protected]Laura Mariati Siregar[email protected]Asima Sirait[email protected]<p>Latar Belakang: Penyakit Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang penderitanya cenderung meningkat. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Peningkatan kasus demam berdarah dengue dapat dipengaruhi oleh faktor kepadatan penduduk. Faktor kepadatan penduduk mempengaruhi proses penularan atau pemindahan penyakit dari satu orang ke orang lain yang dikaitkan dengan vektor penyakit. Data profil kesehatan Kota Medan menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue di Kota Medan tahun 2016 sebanyak 1.784 kasus, tahun 2017 sebanyak 1.214 kasus, dan tahun 2018 sebanyak 1.237 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepadatan penduduk dengan kasus demam berdarah dengue menggunakan pendekatan analisis spasial. Metode: Design penelitian ini merupakan penelitian ekologi dengan menggunakan unit analisis agregat (menggunakan data sekunder). Populasi penelitian sebanyak 21 kecamatan sekaligus menjadi sampel penelitian. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue tinggi dengan penduduk padat terdapat di 2 kecamatan dan kasus demam berdarah rendah dengan penduduk padat terdapat di 7 kecamatan. Untuk kasus demam berdarah tinggi dengan kepadatan penduduk jarang terdapat 5 kecamatan. Berdasarkan uji statistic nilai probabilitas hubungan kepadatan penduduk dengan kasus demam berdarah sebesar 0,31413 Kesimpulan: menunjukkan tidak ada hubungan kepadatan penduduk dengan kasus demam berdarah dengue di kota Medan tahun 2018. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk membuat pemetaan penyebaran kasus demam berdarah dengue di Kota Medan setiap tahunnya sebagai upaya pemberantasan kasus demam berdarah dengue di tiap kecamatan di Kota Medan</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Vierto Irennius Girsang, Heri Sentosa Harefa , Laura Mariati Siregar , Asima Sirait https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/182Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD DR. H. Jusuf SK2024-07-19T03:03:26+00:00Kornelius Andu[email protected]Alfianur[email protected]Nurman Hidaya [email protected]Maria Imaculata Ose[email protected]Ramdya Akbar Tukan[email protected]<p>Hemodialisis mempengaruhi kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik. Semakin lama pasien gagal ginjal kronik melakukan terapi hemodialisis maka kualitas hidup pasien tersebut semakin baik. Tujuan dari penelitian ini menganalisis hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik di RSUD dr. H. Jusuf SK. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan korelasi pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan 125 pasien. Teknik pegambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dan alat ukur menggunakan kuesioner WHOQOL. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu lama menjalani hemodialisis dan variabel dependen yaitu kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik. Uji statistic yang digunakan adalah uji Pearson. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 51 (41%) menjalani hemodialisis <12 bulan dan sebanyak 85 (68%) memiliki kualitas hidup baik. Uji Pearson menunjukkan bahwa nilai p = 0,018 (<0,05). Kesimpulan bahwa sebagian besar pasien gagal ginjal kronik di RSUD dr. H. Jusuf SK menjalani hemodialisis < 12 bulan dan sebagian besar memiliki kualitas hidup baik serta ada hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik dengan kekuatan hubungan kuat. Diharapkan adanya motivasi pada pasien agar dapat melakukan terapi hemodialisis dengan rutin sehingga kualitas hidup pasien akan menjadi lebih baik lagi.</p>2024-07-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Kornelius Andu, Alfianur Alfianur, Nurman Hidaya , Maria Imaculata Ose, Ramdya Akbar Tukanhttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/183Terapi Oksigen untuk Pencegahan Hipoksia pada Bayi Prematur di Neonatal Intensive Care Unit: Sebuah Narrative Review2024-07-09T02:35:03+00:00Sri Hendrawati[email protected]Ashamar Puri Apsari[email protected]Nurul Nurul[email protected]Revi Merliani Nugrahaa[email protected]Khairunnisa Vania Salsabila[email protected]Syiffa Salsabila Rausanfikra[email protected]Septiani Sri Kusuma Astuti[email protected]Hasna Rabbani[email protected]Ayyida Aini Rahmah[email protected]Jessica Azzahra Diva[email protected]Shafanissa Aulia Setiawan[email protected]Regina Cahyani[email protected]<p>Prematuritas merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu permasalahan fatal yang umum terjadi pada bayi prematur adalah masalah pernapasan yang membutuhkan intervensi tepat. Terapi oksigen untuk bayi prematur dengan insufisiensi pernapasan bertujuan untuk mencegah atau memoderasi efek hipoksemia pada sistem saraf pusat, paru-paru dan organ lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi terapi oksigen yang digunakan untuk pencegahan hipoksia pada bayi prematur di <em>Neonatal Intensive Care Unit</em> (NICU). Metode penelitian ini menggunakan <em>narrative review</em>. Artikel dikumpulkan dari Pubmed, ScienceDirect, EBSCOhost, SAGE Journals, Google Scholar, dan Taylor & Francis. Kata kunci yang digunakan yaitu <em>premature infants, preterm infants, oxygenation management, hypoxia, hypoxic, hypoxemic, hypoxemia, prevention, intervention, treatment </em>dengan boolean “OR” dan “AND”. Kriteria inklusi yaitu artikel dalam Bahasa Inggris, <em>free full-text</em>, dan dipublikasikan dari tahun 2017 hingga 2022. Hasil pencarian mendapatkan artikel sebanyak 2.351 dan hanya enam artikel yang memenuhi kriteria dan kemudian dilakukan analisis. Terapi oksigen pada bayi prematur untuk mencegah hipoksia dapat meliputi pemberian oksigen menggunakan nasal kanul, <em>humidified high flow nasal cannula</em>, <em>nasal continuous positive airway pressure</em>, ventilator dan <em>automated oxygen control</em>; pemantauan saturasi oksigen; dan <em>positioning</em>. Kesimpulan yang didapatkan yaitu intervensi terapi oksigen yang digunakan tergantung pada kondisi dan kebutuhan setiap bayi prematur. Terapi oksigen pada bayi prematur berguna menyediakan oksigen yang cukup ke jaringan untuk menghindari metabolisme dan mempertahankan pertumbuhan otak yang optimal. Perawat berperan dalam memantau dan menyesuaikan perawatan untuk memastikan bayi mendapatkan dukungan yang optimal</p>2024-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Sri Hendrawati, Ashamar Puri Apsari, Nurul, Revi Merliani Nugrahaa, Khairunnisa Vania Salsabila, Syiffa Salsabila Rausanfikra, Septiani Sri Kusuma Astuti, Hasna Rabbani, Ayyida Aini Rahmah, Jessica Azzahra Diva, Shafanissa Aulia Setiawan, Regina Cahyanihttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/186Case Study: Asuhan Keperawatan Pada Penyintas Erupsi Gunung Semeru dengan Masalah Utama Harga Diri Rendah Situasional 2024-07-08T02:38:33+00:00Jessi Ansiga[email protected]Yunita Astriani Hardayati[email protected]<p>Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yang aktif sehingga menyebabkan rawan terjadinya bencana seperti letusan gunung berapi. Peristiwa letusan gunung berapi tidak hanya berdampak secara fisik melainkan psikologis. Penurunan produktivitas, kurangnya kontak mata dengan lawan bicara, merasa malu dengan situasi sekarang merupakan sebagian masalah yang sering dialami oleh penyintas. Masalah ini jika tidak diatasi akan berujung pada masalah kesehatan jiwa lebih lanjut. Peran perawat komunitas pada penyintas tidak hanya membantu dalam mengatasi trauma dan pulih secara menyeluruh, tetapi juga berperan dalam membangun dan meningkatkan kualitas hidup mereka setelah mengalami pengalaman yang sulit. Perawat melakukan proses pendekatan melalui pengkajian, perumusan masalah, penyusunan intervensi, sampai implementasi dan evaluasi. Perawat memberikan tindakan keperawatan pada 6 klien penyintas erupsi gunung Semeru dengan masalah utama Harga Diri Rendah Situasional (HDRS). Intervensi yang diberikan bertujuan membantu penyintas mengenal dan melatih aspek positif dalam dirinya. Hasil intervensi membuktikan adanya penurunan tanda dan gejala HDRS pada penyintas sebelum dan setelah dilakukan kegiatan</p>2024-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jessi Ansiga, Yunita Astriani Hardayati https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/163Over Capacity Menyebabkan Kejadian Penyakit Kulit pada Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Malang2024-06-14T02:35:42+00:00Setyoadi Setyoadi[email protected]Maya Cintia Melani [email protected]Annisa Wuri Kartika [email protected]Dina Dewi Sartika Lestari Ismail [email protected]<p>Latar Belakang: Penyakit kulit merupakan penyakit terbanyak yang terjadi di lembaga pemasyarakatan. Penyakit kulit disebabkan oleh akses untuk menjaga kesehatan yang terbatas, salah satunya <em>personal hygiene</em>. Kelebihan kapasitas dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular di antara penghuni lembaga pemasyarakatan. Hal ini disebabkan oleh kepadatan penghuni, kebersihan yang buruk, dan sanitasi yang tidak memadai. <em>Personal hygiene</em> yang baik dapat meminimalkan pintu masuk mikroorganisme yang dapat mencegah seseorang untuk terkena penyakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Malang. Metode: Metode penelitian ini adalah desain <em>cross sectional</em>. Populasi penelitian adalah semua warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Malang pada bulan Februari dengan sampel 228 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan <em>purposive sampling</em> dan alat pengumpulan data adalah kuesioner. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian terdapat 220 orang (96,5%) memiliki personal hygiene yang baik dan 140 orang (61,4%) tidak mengalami penyakit kulit. Hasil analisis statistik dengan uji <em>Chi square</em> didapatkan nilai p (0,003) lebih kecil dari nilai α (0,05) sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada warga binaan pemasyarakatan. <em>Personal hygiene</em> mencegah 0,08 kali resiko kejadian penyakit kulit pada warga binaan pemasyarakatan. Kesimpulan: Pemerintah dan instansi terkait dapat mengambil langkah-langkah seperti mengurangi jumlah penghuni LP, meningkatkan fasilitas kesehatan, dan meningkatkan pengawasan yang efektif.</p>2024-08-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Setyoadi, Maya Cintia Melani , Annisa Wuri Kartika , Dina Dewi Sartika Lestari Ismail https://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/162Efikasi Diri Dampak pada Ansietas Mahasiswa Baru2024-06-29T18:40:06+00:00Hardina Saputri [email protected]Dwi Rahmah Fitriani[email protected]Mukhripah Damaiyanti[email protected]<p>Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik itu universitas, maupun akademi. Self <br />efficacy atau efikasi diri merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya melakukan tindakan yang <br />diharapkan ketika berhadapan dengan hambatan atau kesulitan. Tujuan, Untuk mengetahui Hubungan Efikasi Diri <br />dengan Ansietas pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Metode Penelitian ini menggunakan metode kuntitatif. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan menggunakan penelitian deskriptif analitik. pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan sampel berjumlah 755 responden, uji statistik yang digunakan uji spearman untuk mencari tahu kolerasi hubungan antar variabel. Variabel Efikasi diri menggunakan kuesioner GSE (General Self Efficacy) sedangkan variabel Ansietas menggunakan State Anxiety Inventory (SAI). Hasil Berdasarkan hasil analis data pada penelitian ini bahwa dari 775 responden paling banyak mahasiswa berjenis kelamin perempuan (63,5%) dengan rentang usia 17-25 Tahun (98,6%) program studi S1 Manajemen 145 (18,7%) bertempat tinggal terbanyak di kos (38,8%) riwayat berkuliah paling banyak yaitu mahasiswa yang belum pernah kuliah 712 (93,0%). hasil uji analisis statistic menggunakan uji spearman didapatkan nilai berdasarkan output di atas, diketahui nilai p.value= 0,000 < α = 0,05 maka dapat di artikan bahwa ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara Efikasi diri dengan Ansietas mahasiswa baru Ha diterima dan Ho ditolak maka hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan Efikasi Diri dengan Ansietas pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Kesimpulannya Berdasarkan hasil penelitian adanya Hubungan positif Efikasi Diri dengan Ansietas pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Efikasi diri yang tinggi akan mampu menurunkan ansietas pada mahasiswa baru dalam <br />masa perkuliahan yang dijalani.</p>2024-08-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Hardina Saputri , Dwi Rahmah Fitriani, Mukhripah Damaiyantihttps://jurnal.akperrscikini.ac.id/index.php/JKC/article/view/192Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dismenore pada Remaja Putri di Asrama Putri Santa Theresia Lisieux Sibolga2024-07-24T20:19:13+00:00Helinida Saragih[email protected]Amnita Anda Yanti Ginting[email protected]Ermelinda Manek[email protected]<p>Dismenore merupakan rasa sakit yang dialami oleh remaja putri sewaktu haid atau menstruasi dan dapat mengganggu aktifitas, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: usia, lama menstruasi, riwayat keluarga, kebiasaan olahraga dan stres, Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi disminore pada usia remaja putri di asrama Santa Theresia Sibolga Lisiuex. Jenis penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan jumlah populasi 40 responden, Teknik pengambilan sampel total sampling. Instrument yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian yang diperoleh usia menarch ≤11 tahun sebanyak 7 responden (17,5%), usia ≥ 11 tahun sebanyak 33 responden (82,5%), Lama menstruasi: normal sebanyak 20 responden (50%), Tidak normal sebanyak 20 responden (50%), Riwayat keluarga sebanyak 26 responden (65%) ada riwayat keluarga dan tidak ada Riwayat sebanyak 14 responden (35%), Kebiasaan olahraga: jarang berolahraga sebanyak 33 responden (82,5%), sering berolahraga 7 responden (17,7%), Faktor stress: stress ringan sebanyak 19 responden (47,5%), stres sedang sebanyak 19 responden (47,5%), stres berat sebanyak 2 responden(5%). Berdasarkan hasil terssebut diharapkan remaja putri asrama Santa Thersia Lisiuex Sibolga, perlu meperhatikan faktor yang mempengaruhi disminore pada dirinya yakni dengan rutin melakukan olahraga, dan menghindari makanan siap saji</p>2024-08-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Helinida Saragih, Amnita Anda Yanti Ginting, Ermelinda Manek